Kamis, 29 Januari 2015

Operasi Air Asia : Berapa Biayanya dan Siapa Yang Membiayainya

Operasi Air Asia : Berapa Biayanya

 Misi pencarian pesawat Air Asia QZ8501 yang dinyatakan hilang kontak pada Ahad pagi, 28 Desember 2014, memakan biaya yang tak sedikit. Biaya terbesar berasal dari bahan bakar pesawat terbang yang mencapai Rp 121 juta untuk tiap pesawat sekali terbang.

"Sekali terbang menjalankan misi pencarian Air Asia, Hercules C-130 butuh 62 ribu pound avtur," kata pilot Hercules Alpha 1323, Mayor Akal Juang, di atas Pulau Belitung, Senin, 29 Desember 2014.

Menurut Akal, seribu pound avtur setara dengan 600 liter. Sehingga, sekali terbang dalam melaksanakan misi pencarian Air Asia QZ8501, kata dia, TNI Angkatan Udara harus menyiapkan sekitar 10 ribu liter avtur. "Kapasitas bahan bakar itu cukup untuk terbang selama 10 jam," kata dia.

Harga satu liter avtur sekitar US$ 0.97, maka sekali terbang ongkos pembelian avtur mencapai US$ 9.700 atau setara Rp 121 juta per pesawat. Sedangkan, Wakil Presiden Jusuf Kalla menetapkan waktu pencarian dan penyelamatan Air Asia QZ8501 selama tujuh hari. Jadi, bila pesawat Hercules terbang selama tujuh hari maka biaya membeli avtur untuk satu pesawat mencapai Rp 850 juta.

Padahal, kata dia, TNI AU menerbangkan dua pesawat Hercules C-130 secara bersamaan untuk mencari jejak pesawat Air Asia, yakni Alpha 1323 dan Alpha 1319. Sehingga, perlu 20 ribu liter avtur untuk sekali operasi tiap hari.

Selain pesawat Hercules C-130, TNI AU juga menerbangkan satu unit Boeing 737 dan dua unit helikopter Super Puma. Armada itu dikerahkan dari Pangkalan Udara Supadio, Pontianak, dan Atang Sanjaya, Bogor. Sebanyak 30 prajurit TNI AU juga ditugaskan untuk mencari Air Asia QZ8501 yang dinyatakan hilang kontak pada koordinat 03 derajat 22 menit 15 second Lintang Selatan dan 109 derajat 41 menit 28second Bujur Timur.

Penerbangan rute Surabaya-Singapura itu terakhir kali hilang kontak di sekitar Tanjung Pandan, Bangka Belitung. Air Asia QZ8501 mengangkut 155 penumpang dan 7 awak pesawat. Ada warga negara Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan Inggris yang termasuk dalam penumpang maskapai milik Tony Fernandes itu.

Siapa yang Membiayainya

Warga Bandung tidak perlu khawatir gagal terbang dari Bandara Husein Sastranegara, jika permintaan AirAsia terhadap penebalan landasan (overlay) tersebut , baik itu oleh Pemprov Jabar maupun PT Angkasa Pura (AP) II , tidak kunjung dilakukan sampai November 2010. PT Indonesia AirAsia akan tetap melayani penumpang dengan, menggunakan jenis pesawat Boeing 737-300.
Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif AirAsia Tony Fernandes kepada "PRLM" melalui media sosial Twitter, Minggu (6/6). Saat itu, "PRLM" menanyakan apakah AirAsia akan menghentikan operasi penerbangan dari Bandung sehubungan dengan rencana maskapai tersebut mengganti jenis pesawat Boeing 737 menjadi AirBus A320. "Tidak, AirAsia akan akan tetap beroperasi dari Bandara Husein dengan pesawat 737-300 sampai penebalan landasan dilakukan," katanya.
Namun, Tony mengharapkan Pemprov Jabar atau pihak AP II dapat segera melaksanakan overlay. Pasalnya, landasan yang ada saat ini tidak bisa didarati pesawat berjenis Airbus A320 yang berbadan lebih besar dari Boeing 737. "Kami tetap berharap, penebalan landasan segera dilakukan pada tahun ini," ujarnya.
Sebelumnya kepada sejumlah media (1/6), Direktur Pemasaran dan Distribusi mengatakan, penerbangan AirAsia ke Bandung dari Kuala Lumpur, Denpasar, Medan, dan Singapura setelah November 2010 terancam ditutup menyusul berakhirnya kontrak sewa pesawat itu dengan lessor. Akan tetapi, sebelum tanggal tersebut, dia memastikan penerbangan dari dan ke Bandung akan berjalan seperti biasanya, dengan menggunakan Boeing 737-300.
"Kalau AP II tidak mau investasi Rp 60 miliar, sebaiknya Pemprov Jabar yang membiayainya. Karena kalau sampai penerbangan kami ke Bandung ditutup dengan alasan tidak bisa didarati Airbus A320, yang rugi tentu masyarakat Bandung," ujar Widijastoro.
Sementara itu, kemarin (5/6), Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengharapkan proses overlay (penebalan) landasan Bandara Husein Sastranegara, Bandung segera dilakukan. Dengan demikian, hal itu bisa mengefektifkan minat beberapa penerbangan asing yang akan membuka jalur penerbangan langsung ke Bandung untuk pengembangan pariwisata Jabar.
"Rencana awalnya, overlay dilakukan Mei lalu. Tetapi, terus tertunda. Kami mengharapkan segera ada tender ulang, sehingga paling tidak bulan Oktober bisa selesai," ujarnya saat toping off Grand Royal Panghegar Apartment Bandung, Sabtu (5/6).
Warga Bandung mengharapkan pemerintah segera melakukan overlay tersebut sehinnga tidak merusak rencana perjalanan yang sudah dibuat. Hartini,warga Buah Batu menuturkan, dia dan keluarganya sudah membeli tiket AirAsia, untuk penerbangan dari Bandung ke Malaysia pada Maret 2011.

Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2014/12/29/058631660/p-Berapa-Biaya-Pencarian-Air-Asia-QZ8501
http://m.pikiran-rakyat.com/node/115242

Tidak ada komentar:

Posting Komentar