Rabu, 06 Mei 2015

AUDIT SISTEM KEPASTIAN KUALITAS

AUDIT SISTEM KEPASTIAN KUALITAS
Jakarta, 7 Mei 2015

No                   :  001/KAP/V/2015
Lampiran         : 3 eksemplar
Perihal             : Laporan Hasil Audit Manajemen Kualitas ISO 9001

Kepada
Yth, Direktur PT. XXX
Di Jakarta

            Kami telah melakukan audit atas Manajemen Kualitas ISO 9001 pada PT. XXX untuk periode tahun 2015. Audit kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan tersebut. Audit kami hanya mencakup bidang Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001 yang dimiliki (terjadi pada) PT. XXX. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai efisiensi (daya guna) dan efektivitas (hasil guna). Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001 yang dilakukan dan memberikan saran perbaikan atas kelemahan dalam penerapannya yang ditemukan selama audit, sehingga diharapkan di masa yang akan datang dapat dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya.
            Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab  I         : Informasi Latar Belakang
Bab II         : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
Bab III        : Rekomendasi
Bab IV        : Ruang Lingkup Audit
            Dalam melaksanakan audit kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan kerja sama dari berbagai pihak baik jajaran direksi maupun staf yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik ini.


Kantor Akuntan Publik           
Merry dan M Diqi

                                                                                     Merry Inriama, M Diqi Saputra

Bab 1
Informasi Latar Belakang

PT. XXX (selajutnya disebut “perusahaan”) berlokasi di Jakarta Timur, didirikan pada bulan Juni 1981 oleh para pendiri yang terdiri atas:
1.            xxx
2.            xxx
Tujuan didirikannya Perusahaan adalah untuk memproduksi kemasan plastik bagi industri kecantikan yang inovatif dan berkualitas tinggi.
Susunan direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
Presiden Direktur                                         : xxx
Wakil Presiden Direktur                              : xxx
Manager Quality Assurance                         : xxx

Sedangkan tujuan dilakukannya audit adalah untuk:
1.      Menilai efisiensi dan efektivitas penerapan Manajemen Kualitas ISO 9001 pada PT. XXX

2.      Memberikan berbagai saran perbaikan atas kelemahan penerapan Manajemen Kualitas ISO 9001 yang ditemukan.

Bab II
Kesimpulan Audit

Berdasarkam temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Kondisi:
1.      Keterlambatan pengiriman barang (proses produksi terlambat)
2.      Reject (pengembalian barang) dengan kualitas atau spesifikasi yang tidak sesuai dan/atau cacat produksi
3.      Belum tersedianya prosedur yang tepat terhadap pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan properti pelanggan

Kriteria:
1.       Seharusnya perusahaan lebih optimal dan teliti dalam menjalankan mesin produksi agar tidak terjadi keterlambatan pengiriman barang
2.    Untuk mencegah cacat produksi agar tidak terjadi reject seharusnya barang yang telah jadi diperiksa sehingga ketika diterima sesuai dengan spesifikasi dan kualitas yang diminta
3.      Sulitnya prosedur dalam properti pelanggan yang belum tersedia seharusnya menjadi acuan untuk membuat tahapan terhadap pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan properti pelanggan

Penyebab:
1.      Beberapa pengiriman tidak sampai di waktu yang tepat
2.      Terjadinya kesalahan saat pengemasan di mesin produksi yang disebabkan karena mesin yang kotor atau adanya kotoran saat proses pengemasan
3.      Belum ada pedoman yang tepat terhadap pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan properti pelanggan

Akibat :
1.      Pengiriman yang delay
2.      Adanya barang yang tidak sesuai dengan pesanan pelanggan
3.      Prosedur properti pelanggan yang tidak diterapkan

DAFTAR RINGKASAN TEMUAN AUDIT
NO
Kondisi
Kriteria
Penyebab
Akibat
1
Keterlambatan pengiriman barang (proses produksi terlambat)

Seharusnya perusahaan lebih optimal dan teliti dalam menjalankan mesin produksi agar tidak terjadi keterlambatan pengiriman barang

Beberapa pengiriman tidak sampai di waktu yang tepat

Pengiriman yang delay

2
Reject (pengembalian barang) dengan kualitas atau spesifikasi yang tidak sesuai dan/atau cacat produksi

Untuk mencegah cacat produksi agar tidak terjadi reject seharusnya barang yang telah jadi diperiksa sehingga ketika diterima sesuai dengan spesifikasi dan kualitas yang diminta

Terjadinya kesalahan saat pengemasan di mesin produksi yang disebabkan karena mesin yang kotor atau adanya kotoran saat proses pengemasan.

Adanya barang yang tidak sesuai dengan pesanan pelanggan
3.
Belum tersedianya prosedur yang tepat terhadap pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan properti pelanggan
Sulitnya prosedur dalam properti pelanggan yang belum tersedia seharusnya menjadi acuan untuk membuat tahapan terhadap pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan properti pelanggan
Belum ada pedoman yang tepat terhadap pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan properti pelanggan

Prosedur properti pelanggan yang tidak diterapkan



Bab III
Rekomendasi
Hasil audit yang dilakukan menemukan ada kelemahan yang harus menjadi perhatian manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan ini yaitu :
1.      Kelemahan yang terjadi karena belum adanya prosedur yang tepat terhadap pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan properti pelanggan yang dimiliki perusahaan.
2.      Kelemahan karena masih ada barang yang cacat dan kesalahan pada saat proses produksi
Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.

Rekomendasi:
1.   Perusahaan seharusnya menetapkan prosedur yang tepat terhadap pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan properti pelanggan yang dimiliki perusahaan
2.       Perusahaan harus lebih teliti dalam menjalankan proses produksi yang ada agar sesuai dengan keinginan pelanggan

Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi akibat yang lebih buruk pada penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 pada perusahaan di masa yang akan datang.

Bab IV
Ruang Lingkup Audit
Sesuai dengan penugasan yang kami tulis, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 pada PT. XXX untuk periode 2015. Audit kami mancakup penilaian atas kecukupan sistem pengendalian manajemen kualitas, manajemen produksi dan aktivitas penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 itu sendiri.


Kamis, 30 April 2015

AFFIRMATIVE DAN NEGATIVE AGREEMENT

Affirmative dan Negative Agreement

AFFIRMATIVE AGREEMENT
DEFINISI : Affirmative agreement merupakan (kesesuaian) yang digunakan ketika seseorang       melakukan sesuatu dan menambahkan bahwa ada orang lain yang melakukan sesuatu yang sama

JENIS : Ada dua jenis affirmative agreement
Positif : yaitu kata "and" dan  "so"
Negative : yaitu kata "either" dan "neither"

Kali ini pembahasan saya hanya mengenai affirmative agreement jenis positive :)
 Ada 3 model pembahasan :
I.  When a form of the verb BE is used in the main clause, the same tense of the verb Be is used in the simple statement that follows. Look at the following formula:
affirmative statement (be) + and + (subject + verb (be) + too
so +verb (be) + subject.
·         Iam happy, and you are too.
·         I am happy, and so are you.

II. When a compound verb (auxiliary + verb) for example, will go, should do, has done, have written, must examine, etc, occurs in the main clause, the auxiliary of  the main verb is used in the simple statement, and the subject and verb must agree. (Apabila dalam kalimat utama terdapat will go, should do, has done, have written, must examine, maka auxiliary dari kalimat utama digunakan dalam bentuk simple statement begitu juga dengan subject dan kata kerjanya).
·         affirmative statement (compound verb) + and +  {subject + auxiliary only + too}
They will work in the lab tomorrow, and you will too.
·         affirmative statement (compount verb) + and + {so + auxiliary only + subject).
They will work in the lab tomorrow, and so will you.

III. When any verb except be appears without any auxiliaries in the main clause, the auxiliary do, does or did is used in the simple statement. The subject and verb must agree and the tense must be the same. (Apabila pada kalimat utama ada kata kerja apa saja (kecuali be) muncul tanpa auxiliary, maka auxiliary do, does ordid harus digunakan –  pokok dan kata kerjanya harus diselaraskan sesuai dengan waktu yang digunakan).
·         affirmative statement (single verb except be) + and + {subject + do, does or did + too
Jane goes to that school, and my sister does too.
·         affirmative statement (single verb except be) + and + {so + do, does or did + subject).
Jane goes to that school, and so does my sister.
Additional examples:
·         John went to the mountains on his vacation, and we did too.
·         John went to the mountains on his vacation, and so did we
·         I will be in New Mexico in August, and they will too.
·         I will be in New Mexico in August, and so will they.
·         He has seen her plays, and the girls have too.
·         He has seen her plays, and so have the girls.
·         We are going to the movies tonight, and Suzy is too.
·         We are going to the movies tonight, and so is Suzy
·         She will wear a costume to the party, and we will too.
She will wear a contume to the party, and so will we


Negative Agreement

 Hampir sama dengan penjelasan affirmative agreement di atas, neither dan either memiliki arti yang sama yaitu: tidak keduanya, atau kedua-duanya tidak.
 Untuk neither digunakan sebelum auxilliary verb, for example:
1. My roommate won't go, and neither will I
2. My roommate hasn't gone, and neither have I
3. My roommate doesn't go, and neither do I
4. My roommate isn't going, and neither am I

Dan untuk either digunakan setelah auxilliary verb dan kata "not", for example:
1. My roommate won't go, and I won't(will not) either
2. My roommate hasn't gone, and I haven't either
3. My roommate doesn't go, and I don't either
4. My roommate isn't going, and I am not either

Hal lain yang harus diperhatikan yaitu untuk pemakaian tobe dan auxilliaries setelah kata "..and.." harus sesuai dengan tobe dan auxilliaries yang digunakan di awal kalimat, seperti :
My wife is talking about it, and so am I
My wife has talked about it, and I have too
My roommate won't go, and neither will I
My roommate doesn't go, and I don't either

Contoh kalimat lainnya:
1.      The manager isn’t too happy with the project, and neither is his assistant.
2.      We can’t study in the library, and he can’t either.
3.      You didn’t pay the taxes, and they didn’t either.
4.      My brother won’t accept my father’s decision, and my sister won’t either.
5.      He doesn’t know the answer, and neither does she.


“Either” and “neither” function in simple statements much like “so” and “too” in affirmative sentences. However, either and neither are used to indicate negative agreement. The same rules for auxiliaries, be and do, does, or did apply.

 Negative statement + and + [ S + negative auxiliary or be + either]
 Negative statement + and + [ neither + positive auxiliary or be + S ]

 Examples:
 I didn’t see Bella this morning. Edward didn’t see Bella this morning
 I didn’t see Bella this morning and Edward didn’t either.
 I didn’t see Bella this morning and neither did Edward.
 Additional examples:
 1. The children shouldn’t take that medicine, and neither should she.
 2. We don’t plan to attend the concert, and neither do they.
 3. I don’t like tennis, and he doesn’t either.
 4. She didn’t see anyone she knew, and neither did Tim.
 5. The Yankees couldn’t play due to the bad weather, and neither could the Angels.



Tugas Kelompok
1.       Rob lives in the dorm, (jim) does too / so does him
2.       I don’t live in the dorm and (card) don’t either / neither do him




Nama    : M Diqi Saputra
Kelas     : 3EB10
NPM      : 24212778




Anggota Kelompok
1.       Ade Muhammad Syarif
2.       Ibnu Fajri H. F
3.       Leonardo Gustav P
4.       Muhamad Diqi S
5.       Muhammad Farid Rifki
6.       Tezarianto W

Sumber: http://juditafitriawahyu.blogspot.com/2013/06/affirmative-agreement.html
http://ratnatriutamii.blogspot.com/2014/03/affirmative-negative-agreement.html

Minggu, 29 Maret 2015

Definition, Formula and Example Sentences Simple Present Tense

Definition, Formula and Example Sentences Simple Present Tense

Simple Present Tense is a form of the verb to express facts, habits, or events that occur at the present time. In English, the use of the verb form is most often used when compared with other English tenses.
Non-action sentence is a sentence that is used to describe a situation or event. In this case, the non-action phrase used to express a situation or event that is taking place in the present. Sentence of non-action is also called nominal sentence. Nominal sentence is a sentence which the predicate is not a verb or a verb. Therefore, the predicate in a sentence of non-action in this tense is the auxiliary verb to be (am, is, are), so that the Simple Present Tense formula as follows:
(+) S + To be (am, is, are) + Complement
(-) S + To be (am, is, are) + Not + Complement
(?) To be (am, is, are) + S + Complement?
Action sentence is a sentence that contains the action in a situation or event. In this case, the action phrase used to express an action which is a habit and routine or declare acts containing general truth. Sentence action is also called the verbal sentence. Verbal sentence is a sentence that is the predicate verb or verb. Thus, the title of the action in the sentence is a verb tense, so the Simple Present Tense formula as follows:
(+) S + Verb 1 (-s/es) + Object/Adverb
(-) S + Do / Does + Not + Verb 1 + Object/Adverb
(?) Do / Does + S + Verb 1 + Object/Adverb?

Example:
(+) Mr.Jono Reads a newspaper
(-) Mr.Jono Don't Read a newspaper
(?) Do Mr.Jono Read a newspaper?





Sumber 

Sabtu, 07 Februari 2015

IHSG Ditutup Menguat 1,18 Persen

Ceria di Akhir Pekan, IHSG Ditutup Menguat 1,18 Persen

Sentimen dari bursa AS yang ditutup menguat pada dini hari tadi (6/2/2015) melambungkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan akhir pekan ini.

Data ketenagakerjaan yang lebih baik dari prediksi para analis membuat investor optimistis terhadap perekonomian AS. Di sisi lain, investor di kawasan Asia Pasifik juga mencermati data perekonomian China yang dikawatirkan melemah. Hal itu menjadi alasan pemodal melakukan aksi ambil untung, sehingga membuat bursa Hong Kong dan Shanghai ditutup memerah.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG terus melaju di zona hijau. Hingga pada pukul 16.00, IHSG ditutup menguat sebesar 62,62 poin atau 1,18 persen di posisi 5.342,51. Sebanyak 200 saham ditutup menguat, 91 saham melemah dan 79 saham stagnan. Volume perdagangan mencapai 6,5 miliar lot saham senilai Rp 7,31 triliun.

Saham-saham yang menjadi top gainers adalah MREI (13,47 persen), MRAT (11,3 persen), SHID (10,34 persen), MFMI (10,15 persen) dan GLOB (9,09 persen). Di sisi lain, saham-saham yang menjadi top losers yaitu PTIS (-14,28 persen), ASBI (-12,5 persen), SSTM (-10 persen), PSDN (-9,77 persen) dan TRAM (-9,48 persen).

Seluruh sektor saham juga ditutup ceria pada sore ini, yaitu agribisnis (3,07 persen), pertambangan (1,07 persen), industri dasar (0,65 persen), aneka industri (0,62 persen), konsumer (2,57 persen), properti (1,09 persen), infrastruktur (0,28 persen), keuangan (0,65 persen), perdagangan (0,32 persen), dan manufaktur (1,6 persen).

Bursa di kawasan Asia Pasifik sebagian besar juga menguat sore hari ini, meski dua bursa di kawasan China memerah akibat profit taking setelah hari sebelumnya mencatatkan penguatan.

Bursa Tokyo berakhir menguat sebesar 0,82 persen menjadi 17.648,5, sedangkan bursa Seoul juga ditutup menghijau sebesar 0,14 persen di level 1.955,52. Namun demikian, bursa Hong Kong menutup pekan ini dengan melemah sebesar 0,35 persen menjadi 24.679,39 sedangkan bursa Shanghai juga ditutup turun 1,93 persen di posisi 3.075,91.

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/02/06/162752926/Ceria.di.Akhir.Pekan.IHSG.Ditutup.Menguat.1.18.Persen

Belanja Pemerintah Turun

Belanja Pemerintah Turun Rp 9,1 Triliun

Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, rapat Badan Anggaran DPR-RI dan pemerintah, Jumat (6/2/2015) menyepakati target belanja pemerintah dalam APBN-Perubahan 2015 sebesar Rp 1.985,7 triliun. Angka ini turun Rp 9,1 triliun dari nota keuangan yang sebesar Rp 1.994,9 triliun. “Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp 772,3 triliun, belanja non-K/L sebesar Rp 551,9 triliun,” kata Bambang. 

Sementara itu, pembayaran bunga utang disepakati Rp 155,7 triliun terdiri dari subsidi bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 64,7 triliun, subsidi listrik sebesar Rp 73,1 triliun, dan ada potensi tambahan belanja negara sebesar Rp 20,9 triliun. 

Dana Bagi Hasil mengalami penurunan dari Rp 664,1 triliun menjadi Rp 661,6 triliun. Jumlah ini terdiri dari transfer ke daerah sebesar Rp 640,8 triliun dan dana desa sebesar Rp 20,8 triliun. “Anggaran pendidikan tetap dipertahankan pada rasio 20,48 persen, atau Rp 406,6 triliun,” imbuh Bambang. 

Lebih lanjut dia bilang keseimbangan primer dipatok defisit Rp 68,4 triliun. Sementara itu defisit anggaran sebesar Rp 244,1 triliun akan ditutup dengan pembiayaan dalam negeri yang terdiri dari Surat Berharga Negara netto sebesar Rp 299,3 triliun, serta pengurangan dana investasi pemerintah Rp 58,8 triliun. “Untuk pembiayaan Luar Negeri, ada nettonya minus (-) Rp 20 triliun, terdiri dari penarikan yang Rp 48,6 triliun yang lebih kecil daripada pembayaran cicilan pokok sebesar Rp 64,2 triliun,” kata Bambang. 

Dia mengatakan potensi tambahan belanja yang sebesar Rp 20,9 triliun diusulkan agar pemanfaatannya untuk belanja K/L, transfer ke daerah, dan mengurangi defisit. “Paling tidak kita kembali pada defisit yang ada di Nota Keuangan sebesar 1,9 persen,” tandas dia.

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/02/06/180354426/Belanja.Pemerintah.Turun.Rp.9.1.Triliun

Pendapatan Negara Lebih Rendah

Pendapatan Negara Dipatok Lebih Rendah Jadi Rp 1.761,6 Triliun di RAPBN-P 2015

Seiring dengan bergesernya asumsi makro ekonomi, pemerintah juga mengubah sejumlah target penerimaan maupun pembiayaan dalam RAPBN Perubahan 2015.

“Terkait pendapatan negara, secara keseluruhan ada penurunan, yaitu Rp 7,32 triliun,” kata Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro di Jakarta, Jumat (6/2/2015). 

Pendapatan dalam postur sementara APBN-Perubahan 2015 disepakati menjadi Rp1.761,6 triliun. Sebelumnya, ditargetkan pendapatan negara mencapai Rp 1.769 triliun. 

Bambang menjelaskan, turunnya pendapatan utamanya disebabkan dari penurunan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) khususnya dari Sumber Daya Alam (migas) yang terkoreksi hingga Rp 14,27 triliun. “PNBP dari minyak bumi turun Rp 11,4 triliun, dan dari gas bumi turun Rp 2,86 triliun,” kata dia. 

Namun, PNBP dari SDA non-migas masih ada sedikit kenaikan sebesa Rp 112,8 miliar didorong perubahan kurs, dari Rp 12.200 menjadi Rp 12.500. Ini terjadi pada penerimaan dari sektor kehutanan maupun perikanan.

“Untuk PNBP lainnya, itu ada peningkatan sedikit, Rp 162,2 miliar karena ada penambahan pada PNBP K/L sampai Rp 1,2 triliun sebagai akibat adanya perubahan kurs dan peningkatan penjualan hasil tambang. Namun di sisi lain, PNBP dari DMO (domestic market obligation) dari BBM (bahan bakar minyak) turun sampai Rp 1,05 triliun,” ucap dia.

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/02/06/165453026/Pendapatan.Negara.Dipatok.Lebih.Rendah.Jadi.Rp.1.761.6.triliun.di.RAPBN-P.2015

Dirjen Pajak Dilantik

Dirjen Pajak Dilantik, Sigit Gantikan Mardiasmo

 Menteri Keuangan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro resmi melantik, Sigit Priadi Pramudito sebagai Direktur Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, Jumat (6/2/2015). Sigit menggantikan posisi Mardiasmo selaku Pelaksana Tugas Dirjen Pajak, Kemenkeu.
Bambang berpesan target perpajakan dalam APBN Perubahan 2015 harus bisa tercapai. "Pesan saya tingkatkan kepatuhan, kurangi kebocoran, kurangi praktek yang membuat Dirjen Pajak tidak berdaya dalam meningkatkan penerimaan pajak," kata Bambang dalam sambutan pelantikan.
Meski begitu, dia berharap, upaya-upaya yang dilakukan tidak mengganggu iklim bisnis. Bahkan dia menyebut, kalau perlu Wajib Pajak tidak nakal diberikan penghargaan.
Bambang bilang, Sigit yang memegang unit eselon satu terbesar dengan jumlah, 32.000 pegawai pajak, diharapkan memilikileadership kuat.
"Dari setiap individu dirjen pajak, dari situlah kita berharap target tercapai," kata Bambang.
"Saya sangat menganjurkan, Pak Sigit bisa mengayomi, memberikan motivasi, dan mengingatkan kalau tidak bekerja sebagaimana mestinya," ujar dia.

Meski Sudah Dilantik, BKF Masih Dikepalai Seorang Plt

Meski Sudah Dilantik, BKF Masih Dikepalai Seorang Plt

Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kementerian Keuangan, Andien Hadiyanto digantikan oleh Suahasil Nazara. Jumat (6/2/2015) petang ini, Menteri Keuangan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro melantik Suahasil sebagai Plt Kepala BKF.
Bambang mengatakan, terpilihnya sejumlah pejabat eselon satu termasuk Suahasil merupakan hasil dari seleksi terbuka sesuai Undang-undang Aparatur Sipil Negara.
"Proses sangat panjang melelahkan, sejak November 2014," kata Bambang.
Dia berharap, dengan seleksi terbuka yang begitu panjang, ada usaha untuk bisa meningkatkan kinerja di masing-masing unit eselon satu. Bambang berharap, Suahasil bisa melakukan hal-hal yang lebih baik di bidang fiskal, lebih dari Andien Hadiyanto.
"Saya menghargai tekat dan determinasi dari para calon untuk merengkuh jabatan yang diinginkan. Terimakasih juga pada pansel," tukas Bambang yang juga pernah menjabat Plt Kepala BKF ini.

Pejabat yang Baru di Kementrian Keuangan

Ini Daftar Lengkap Pejabat Baru di Kementrian Keuangan

Menteri Keuangan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro melantik lima pejabat eselon I dan delapan pejabat eselon II Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Bambang mengatakan, kelima pejabat eselon I yang dilantik merupakan hasil dari Seleksi Terbuka Pengisian Jabatan Tinggi Madya (Eselon I.a dan I.b) di lingkungan Kemenkeu tahun 2014 dan 2015 yang dilakukan secara terbuka bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Daerah dalam rangka mencari talent terbaik bangsa.
Adapun kelima pejabat eselon I Kemenkeu yang dilantik untuk memangku jabatan pada unit satuan kerja masing-masing adalah:
1. Sigit Priadi Pramudito sebagai Direktur Jenderal Pajak
2. Suahasil Nazara sebagai Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal
3. Sumiyati sebagai Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
4. Susiwijono sebagai Staf Ahli Bidang Organisasi Birokrasi dan Teknologi Informasi
5. Astera Primanto Bhakti sebagai Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara.
Pada kesempatan sama, Bambang juga melantik pejabat eselon II yang terdiri dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko, Badan Kebijakan Fiskal, dan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. Adapun nama-nama yang dilantik adalah sebagai berikut:
1. Kiswandoko sebagai Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Jawa Timur
2. Dedi Soepandi sebagai Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Kalimantan Selatan
3. Anugrah Komara sebagai sebagai Kepala Kanwil Ditjen Kekayaan Negara Sumatera Selatan, Jambi, dan Bangka Belitung
4. Tedy Syandriadi sebagai Kepala Kanwil Ditjen Kekayaan Negara Kalimantan Barat
5. Safuadi sebagai Sekretaris Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko
6. Freddy R Saragih sebagai Direktur Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur
7. Basuki Purwadi sebagai Kepala Pusat Kebijakan Keuangan
8. Annies Said Basalamah sebagai Kepala Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Ini Strategi Dirjen yang Baru Meningkatkan Pajak

Ini Strategi Dirjen yang Baru Meningkatkan Pajak

Direktur Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, Sigit Priadi Pramudito emoh membeberkan strategis meningkatkan penerimaan pajak tahun 2015 ini. Menurut dia, strategi tersebut ibaratnya sebuah strategi perang.
“Ada. Tapi saya rahasiakan. Masa mau perang saya sampaikan,” kata Sigit kepada wartawan, usai pelantikan, Jumat (6/2/2015).
Yang pasti, lanjut dia, apa yang sudah dikerjakan Fuad Rachmany akan dilanjutkan, seperti melakukan ekstensifikasi pajak, dan meningkatkan kepatuhan.
“Jadi tinggal jalan,” kata dia.
Sementara itu, mengomentari soal rencana kenaikan gaji dan remunerasi, Sigit mengatakan setelah mendapatkan kenaikan tersebut tidak ada alasan lagi untuk bermain-main, dan tidak mencapai target pajak. Dia juga yakin dengan kenaikan gaji tersebut, korupsi di tubuh Ditjen Pajak, Kemenkeu bisa berkurang.
“Korupsi harus berkurang. Itu akan kita upayakan,” kata dia.
Selama beberapa pekan, Sigit menegaskan dirinya akan melakukan konsolidasi dengan kantor-kantor wilayah di daerah. Sigit menilai target pajak tahun ini cukup realistis.
“Itu hitungan kita teoritis, realisasi bisa kurang bisa lebih. Intinya kita tidak akan membuat masyarakat protes (demi mengejar target), seperti yang merusak suasana,” tukas dia.

Penjualan Tiket di Bandara Ditiadakan

Penjualan Tiket di Bandara Ditiadakan, Customer Service Airline Tetap Difungsikan

Sebagai tindak lanjut dari edaran Menteri Perhubungan Nomor: HK.209/I/16/PHB.2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang Peningkatan Layanan Publik di Bandar Udara Seluruh Indonesia, mulai tanggal 15 Februari 2015, Bandara I Gusti Ngurah Rai akan meniadakan fasilitas layanan penjualan tiket di gedung terminal.
“Pemberlakuan peniadaan tempat penjualan tiket di gedung terminal baru akan diterapkan tanggal 15 Februari 2015. Ini sebagai tindak lanjut edaran Mentri Perhubungan,” ujar General Manager PT. Angkasa Pura I (Persero) Herry A.Y. Sikado, Tuban, Badung, Bali, Sabtu(7/2/2015).
Herry juga menyampaikan, dalam surat edaran tersebut Menteri Perhubungan juga secara khusus meminta para pengelola Bandara untuk melarang penggunaan taksi yang tidak terdaftar. Bandara juga diminta memberlakukan larangan merokok di area sisi udara (air side) dan di ruangan yang mempunyai akses ke sisi udara.
“Imbauan untuk menggunakan taksi resmi bandara dan larangan merokok di area sisi udara sudah kami terapkan. Sebelumnya kami juga telah berkoordinasi dengan pihak Otoritas Bandara Wilayah IV dan seluruh airline yang beroperasi di Bandara I Gusti Ngurah Rai,” tambahnya.
Meskipun akan menghilangkan layanan penjualan tiket, pengelola bandara akan tetap menyediakan ruang Customer Service Airline. Ruang ini fungsinya akan tetap digunakan untuk melayani kebutuhan para calon penumpang yang akan melakukan prosesrefund (pengembalian uang jika batal berangkat), reschedule(penjadwalan ulang) atau reroute (perubahan rute).
“Pada kesempatan ini, kami mengimbau agar masyarakat yang membutuhkan tiket perjalanan udara agar dapat langsung mendatangi kantor masing-masing airline atau travel agentterdekat,” ujarnya.

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/02/07/074400926/Penjualan.Tiket.di.Bandara.Ditiadakan.Customer.Service.Airline.Tetap.Difungsikan

Menyikapi Dinamika Rupiah

Menyikapi Dinamika Rupiah

DALAM dua dekade terakhir ini terjadi peningkatan saling ketergantungan antarnegara di dunia. Tidak hanya arus perdagangan, arus aliran modal internasional juga semakin meningkat.
Yang juga menarik, perkembangan ini disertai dengan kecenderungan negara- negara di dunia untuk membiarkan mata uangnya lebih mengambang. Hal ini tidak berarti bahwa penentuan nilai tukar diserahkan sepenuhnya kepada pasar. Perkembangan ini menimbulkan beberapa pertanyaan: bagaimana sistem nilai tukar ini memengaruhi fluktuasi nilai tukar rupiah.
Nilai tukar bagi suatu negara merupakan suatu sinyal akan memengaruhi insentif semua kegiatan dalam perekonomian. Selain dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran terhadap mata uang asing relatif terhadap rupiah, nilai rupiah juga dipengaruhi oleh dinamika faktor- faktor eksternal yang berada di luar kontrol pemerintah ataupun otoritas moneter di Indonesia. Suka tidak suka, mata uang dollar AS masih menjadi tolok ukur bagi mata uang lainnya, baik karena fungsinya sebagai alat likuid internasional maupun sebagai tempat berlabuh (safe haven) bagi investor dunia.
Faktor-faktor eksternal
Pelemahan nilai mata uang rupiah yang terjadi belakangan ini, yang sempat menyentuh kisaran Rp 13.000 per dollar AS, sebagian merupakan konsekuensi dinamika faktor-faktor eksternal. Pasar keuangan internasional diwarnai penguatan dollar AS secara global setelah berakhirnya stimulus perekonomian AS pasca krisis keuangan global 2008 (quantitative easing) oleh bank sentral AS  (Federal Reserve atau The Fed) dan munculnya ekspektasi kenaikan fed fund rate. Pada saat bersamaan, pelambatan ekonomi terjadi secara merata pada negara industri utama negara kawasan Eropa, Jepang, Tiongkok, dan India.
Pelambatan ekonomi mendorong harga komoditas, termasuk minyak, terus mengalami penurunan. Penurunan permintaan terhadap minyak tidak saja dari pelambatan ekonomi dunia, tetapi juga datang dari substitusi penggunaan minyak serpih (shale oil) oleh AS.
Faktor lain penyebab turunnya harga minyak adalah kombinasi antara sanksi ekonomi negara-negara barat terhadap Rusia sebagai pengekspor minyak bumi terbesar kedua di dunia akibat konflik di Ukraina dan usaha Arab Saudi melalui OPEC untuk membuat produksi minyak dari shale oil menjadi tidak ekonomis lagi dengan membuat harga minyak di bawah 60 dollar AS per barrel.
Penurunan harga minyak dan komoditas berlanjut mendorong pengalihan dana dari komoditas ke mata uang dollar AS sebagai mata uang safe haven currency. Penguatan dollar AS terjadi secara seragam terhadap hampir semua mata uang beberapa negara. Secara umum, mata uang kuat dunia (hard currency) melemah lebih besar dibandingkan dengan negara berkembang mengingat pelambatan ekonomi lebih dalam terjadi pada negara industri utama.
Perekonomian domestik
Perekonomian domestik ditandai dengan defisit neraca berjalan yang mendorong rupiah terus melemah. Defisit  neraca berjalan tersebut menggambarkan pemenuhan kebutuhan dollar AS yang besar untuk pemenuhan pembayaran impor barang dan jasa yang tidak dicukupi oleh ekspor barang dan jasa serta  arus masuk pasar keuangan yang bersifat jangka pendek. Defisit neraca berjalan tersebut sebagai potret kondisi struktural ekonomi dalam negeri yang masih memerlukan banyak pembenahan ke depan.
Dari sisi produksi, perekonomian domestik mengalami permasalahan struktural berupa tingginya biaya produksi di dalam negeri, seperti biaya logistik, tata niaga tidak efisien, serta birokrasi yang mahal, membebani sektor bisnis. Ekonomi biaya tinggi juga menghambat keterlibatan industri dalam negeri pada jaringan distribusi internasional. Sebagai konsekuensinya, harga barang domestik menjadi relatif mahal sehingga tidak kompetitif, baik di pasar ekspor maupun bersaing dengan produk-produk sejenis yang berasal dari impor. Industri manufaktur dalam negeri mempunyai ketergantungan impor yang tinggi karena bagi pengusaha, mengimpor bahan baku dan setengah jadi lebih murah dan tidak memusingkan dibandingkan dengan mengembangkan industri pendukung. 
Neraca perdagangan  migas yang sebelumnya mencatat surplus sebenarnya hanya merupakan refleksi dari kenaikan harga komoditas di pasar internasional yang memberikan gambaran semu daya saing perekonomian domestik yang cenderung mengandalkan ekspor komoditas primer dan meninggalkan barang-barang manufaktur padat karya yang daya saingnya semakin tergerus dengan ekonomi biaya tinggi. Ketergantungan ekspor komoditas primer menjadikan neraca nonmigas rentan terhadap penurunan harga komoditas pasar internasional hingga ekspor mengalami penurunan.
Ketika boom komoditas primer berhenti, surplus berubah menjadi defisit akibat impor yang terus meningkat. Berkembangnya masyarakat kelas menengah dalam negeri dengan daya beli yang cukup telah mengubah permintaan dalam negeri menuju arah permintaan barang-barang tahan lama yang dapat dinikmati dan dipamerkan kepada orang lain, seperti telepon genggam, TV layar datar, dan kendaraan bermotor.
Di negara-negara Barat, kebangkitan kelas menengah ini yang dimanfaatkan industri merupakan sumber pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Di Indonesia, karena struktur industri yang dangkal, permintaan masyarakat kelas menengah bermuara pada impor sehingga potensi pertumbuhan tidak dapat dimanfaatkan sebaiknya-baiknya. Beberapa produk impor seperti barang modal, barang setengah jadi dan bahan baku memang vital. Namun, masih banyak produk yang dapat dihasilkan di dalam negeri dan tidak perlu diimpor, seperti makanan, barang sandang, bahkan beberapa jenis alat transportasi, seandainya iklim usaha di dalam negeri termasuk logistik lebih kondusif.
Sebagian impor juga berasal dari impor BBM yang melalui subsidi digunakan untuk memberikan ilusi energi murah bagi penduduk urban (urban biased) yang berperan penting dalam pembentukan persepsi politik untuk transportasi perseorangan yang notabene tidak efisien, rawan kemacetan, dan tidak ramah lingkungan. Sementara itu, bagi penduduk yang tinggal di pelosok daerah, terutama di luar Jawa, harga BBM dengan berbagai alasan tetap mahal.
Pelemahan rupiah terjadi sejak 2012, ketika neraca berjalan berubah dari surplus menjadi defisit dalam jumlah cukup besar mencapai 2,8 persen terhadap PDB pada 2012 dan kembali meningkat menjadi 4,4 persen terhadap PDB pada triwulan II-2013. Konsekuensinya, pelemahan rupiah berlanjut tahun 2013 karena defisit neraca berjalan yang terakumulasi. Sebuah konsekuensi logis bahwa ketidakmampuan produk domestik dibandingkan negara pesaing mendorong tereskalasinya impor hingga ekses permintaan dollar AS ikut terakumulasi.
Pelemahan rupiah tahun 2012 dan 2013 berjalan seiring dengan pelemahan mata uang negara BRICS (Brasil, Rusia, dan Afrika Selatan) mengingat adanya pembalikan dana (capital reversal) yang cukup besar dari negara tersebut setelah menjadi incaran investor. Untuk keseluruhan tahun 2014, rupiah bergerak pada kisaran Rp 11.500 sampai Rp 12.500-an per dollar AS. Penguatan terjadi pada awal dan pertengahan tahun, didorong optimisme bahwa pemilu legislatif berjalan lancar dan hadirnya pimpinan nasional yang dapat memberikan perbaikan ekonomi secara struktural.
Jika kita melihat negara-negara lain, untuk tahun 2014, pelemahan cukup dalam dialami mata uang negara industri utama seperti euro dan yen Jepang yang melemah masing-masing 12 persen. Pelemahan mata uang negara berkembang (emerging market) terutama terjadi pada kawasan Amerika Latin dan pinggiran Eropa. Peso Kolombia melemah 18,8 persen dan forint Hongaria melemah 17,4 persen. Pada periode yang sama, rupiah melemah jauh lebih moderat sebesar 1,8 persen.
Perbaikan produktivitas
Dalam konsep NATREX (Natural Real Exchange Rate) yang berorientasi pertumbuhan  dalam jangka panjang, penentu utama dari nilai tukar riil (yang akan menjelma menjadi nilai tukar nominal) adalah produktivitas perekonomian. Produktivitas tenaga kerja, sistem pendidikan, infrastruktur dan logistik, serta kemampuan inovasi dan tata kelola pemerintahan akan menentukan produktivitas.
Dalam jangka panjang, peningkatan produktivitas nasional hanya dapat dilakukan dengan perbaikan struktural. Langkah berani telah dimulai dari hal mendasar untuk terlepas dari ketergantungan pada subsidi BBM yang bersifat konsumtif dan mengalihkan pada perbaikan infrastruktur untuk menopang ekonomi. Langkah berikutnya bertumpu pada penguatan ekspor serta penyiapan industri substitusi impor untuk mengurangi risiko semakin membengkaknya defisit neraca berjalan.
Untuk manajemen makro jangka pendek dan menengah, Bank Indonesia dapat melakukan moderasi pelemahan rupiah yang merupakan upaya stabilitas nilai tukar oleh bank sentral dengan mendorong mengalirnya potensi pasokan valas terutama dari eksportir. Bank sentral juga terus mendorong kesadaran korporasi guna melakukan kegiatan lindung nilai untuk melindungi kewajiban dari risiko pergerakan nilai tukar.

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/02/07/150000926/Menyikapi.Dinamika.Rupiah